Menjadi Guru PAUD
Assalamualaikum Wr Wb
Dulu, waktu usia Tk dan SD saya memiliki cita-cita menjadi guru. Alasan saya waktu itu mungkin saja karena terlalu mengidolakan sosok guru yang sabar membimbing murid-muridnya.
Menginjak SLTP saya merasakan tidak memiliki cita-cita apapun setelah hijrah saya ke Kal Bar. Dalam hati saya "Ahh..cita-cita apa yang layak untuk kota sekecil ini" nyali saya menciut. Padahal seharusnya saya tidak berfikiran seperti itu. Walaupun tak punya cita-cita apapun tapi saya tetap belajar terus, setiap catur wulan (sekarang Semester) saya dapat juara 1. Saya kembali bersemangat saat ortu mengajak saya k3mbali ke Jawa dan akhirnya saya kembali ke Jawa.
Menginjak SMA, saya mempunyai cita-cita kembali, saya ingin jadi PERAWAT. Dan setelah lulus SMA ternyata cita-cita saya kandas, alasannya karena saya merasa biaya yang kedua ortu miliki minim padahal kuliah di akper pastinya menghabiskan uang. Tiga bulan setelah kelulusan saya menerima tawaran mengasuh anak Autis di Bandung.
Di Bandung saya bertahan 1 tahun, kemudian pulang kerumah. Setelah menganggur selama beberapa bulan saya putuskan untuk menerima tawaran pekerjaan di Sulawesi sebagai sales produk kecantikan. Di sana saya bertahan 2 tahun setelah akhirnya memutuskan pergi ke luar negeri menjadi TKW di Hong Kong. Banyak hal yang bisa saya kerjakan selama di Hongkong, selain bekerja saya juga mengambil sekolah komputer selama 1 tahun dan juga mengikuti organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena Hong Kong. Setelah 5 tahun saya memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Kembali ke Indonesia, itu berarti saya kembali menjadi pengangguran. Tapi ternyata keputusan saya kembali tidak salah. Kakak saya yang seorang guru PAUD menyarankan saya untuk kuliah di PG PAUD. Saran beliau pun saya turuti. Saya mendaftar di salah satu PTS yang ada di daerah Magetan.
Alhamdulillah, sekarang saya sudah menjadi guru PAUD dan semoga menjadi guru yang kreatif, inovatif, berdedikasi tinggi dan profesional. Amin
Comments
Post a Comment